Asmus Jacob Carstens (1754-1798) adalah seorang pelukis dan juru gambar Denmark-Jerman, lahir di Jerman, yang menguasai dunia seni Jerman pada abad kedelapan belas. Sebagai pelopor 'Neo-Classism', Asmus adalah salah satu pendiri aliran 'Lukisan Sejarah Jerman'. 'Neoklasikisme', yang dapat didefinisikan sebagai kebangkitan 'Seni & Arsitektur Eropa Klasik', adalah gaya lukisan populer pada akhir abad kedelapan belas dan awal abad kesembilan belas. Ini membawa kembali masa kejayaan 'Romawi Kuno' dan 'Seni Yunani', dan sebagian besar dipraktikkan di Inggris dan Prancis. Negara-negara ini memanfaatkan unsur-unsur 'Klasik' secara ekstensif untuk mengekspresikan emosi keberanian, patriotisme, nasionalisme, dan pengorbanan.
Kesederhanaan dan kemegahan 'Neo-Klasikisme' memikat Carstens, yang bekerja keras untuk menanamkan semangat 'Klasik' ke dalam karyanya. Bentuk-bentuk elegan 'Klasik' yang digambarkan dalam gambar-gambarnya digariskan dengan baik melalui penggunaan sapuan kuas yang tegas dan dinamis. Untuk melukis, ia mendapat inspirasi dari Homer, Sophocles, Pindar, Shakespeare, Ossian, dan Aeschylus. Penghargaan atas ketenarannya diberikan kepada lukisan indahnya “Battle of Rossbach” dan “Plato's Symposium.” Namun, kejeniusan dan bakat Carstens juga dicontohkan dengan baik dalam lukisannya yang paling terkenal “Bacchus und Amor” atau “Bacchus dan Cupid,” yang dibuat pada tahun 1786.
Karya Asmus, “Bacchus und Amor,” sebuah karya cat minyak di atas kanvas, menggambarkan Cupid kecil sedang minum dari mangkuk yang dipegang di tangan Bacchus. Bacchus terlihat duduk di platform yang ditinggikan, dengan jubah oranye menutupi sebagian tubuhnya yang terpahat dengan baik. Kepalanya dihiasi dengan 'tiara' yang terbuat dari bunga berwarna hijau tua dan kunci keritingnya menempel di lehernya. Di tangan kanannya, Bacchus memegang kendi emas dan di tangan kirinya, dia mengulurkan mangkuk kecil kepada bayi Cupid untuk diminum. Bacchus dengan penuh kasih menatap Cupid saat dia memberinya makan, dan Cupid, yang satu kaki mungilnya bertumpu pada kaki lainnya, dengan penuh perhatian meminum ramuan tersebut. Di sisi Bacchus terdapat tempat anak panah yang penuh dengan anak panah, dan di latar belakang orang dapat melihat kebun anggur & pepohonan dalam gambaran yang agak tidak berwarna. Warna berani pada gambar cemerlang ini menciptakan kontras luar biasa dengan latar belakangnya yang kusam. Para pelukis 'Neo-Klasik' berupaya ekstra untuk menggambarkan latar, kostum, dan detail akurat dari subjeknya. Carstens juga menekankan kebangkitan tradisi dalam karya seni besar ini.
Pameran seni tunggal akbar Asmus Carstens yang diadakan di Roma pada tahun 1795 mendapat apresiasi yang luar biasa dari seniman internasional ternama. Lukisan besarnya “Bacchus und Amor” menghiasi dinding Galeri Nasional Denmark (Statens Museum of Kunst) di Kopenhagen, Denmark.